(foto: Odditycentral)
Seorang pria tunawisma bernama Bratislav Stojavonic telah menghabiskan sebagian hidunya tinggal di sebuah kuburan bersama orang mati selama 15 tahun lamanya, sejak kisah hidupnya diangkat ke media pada tahun 2013 lalu.
Pria berusia 45 tahun itu membuat sebuah kuburan yang dijadikan rumahnya. Dia mengatakan lebih takut kelaparan dibandingkan dengan tinggal dekat orang-orang yang sudah mati.
Mantan pekerja kontruksi itu mengaku tidak memiliki pekerjaan tetap dan harus rela kehilangan rumahnya beberapa tahun silam karena terlilit utang.
Selama 15 tahun terakhir, dia telah berbagi tempat dengan orang yang sudah meninggal lebih dari 100 tahun yang lalu, di sebuah pemakaman di kota Nis, Serbia.
Menurutnya, tinggal di kuburan terasa tinggal di rumahnya sendiri. Walaupun awalnya ia mengalami kesulitan ketika pertama kali tinggal di kuburan, namun lama-kelamaan Stojavonic mulai terbiasa.
Kesehariannya, Stojavonic berusaha mencari makanan dan roko yang di sekitar kuburan. Namun, karena lokasi pemakaman tempat ia tinggal jauh dari pemukiman warga, dia mengalami kesulitan mendapatkan makanan karena jarang orang berkunjung ke sana.
Lilin membuatnya tetap merasa hangat ketika malam hari. Dia merasa senang bisa menemukan tempat tinggal yang cocok di mana tidak ada orang yang berani mengganggunya, bahkan polisi sekalipun.
Seorang pria tunawisma bernama Bratislav Stojavonic telah menghabiskan sebagian hidunya tinggal di sebuah kuburan bersama orang mati selama 15 tahun lamanya, sejak kisah hidupnya diangkat ke media pada tahun 2013 lalu.
Pria berusia 45 tahun itu membuat sebuah kuburan yang dijadikan rumahnya. Dia mengatakan lebih takut kelaparan dibandingkan dengan tinggal dekat orang-orang yang sudah mati.
Mantan pekerja kontruksi itu mengaku tidak memiliki pekerjaan tetap dan harus rela kehilangan rumahnya beberapa tahun silam karena terlilit utang.
Selama 15 tahun terakhir, dia telah berbagi tempat dengan orang yang sudah meninggal lebih dari 100 tahun yang lalu, di sebuah pemakaman di kota Nis, Serbia.
Menurutnya, tinggal di kuburan terasa tinggal di rumahnya sendiri. Walaupun awalnya ia mengalami kesulitan ketika pertama kali tinggal di kuburan, namun lama-kelamaan Stojavonic mulai terbiasa.
Kesehariannya, Stojavonic berusaha mencari makanan dan roko yang di sekitar kuburan. Namun, karena lokasi pemakaman tempat ia tinggal jauh dari pemukiman warga, dia mengalami kesulitan mendapatkan makanan karena jarang orang berkunjung ke sana.
Lilin membuatnya tetap merasa hangat ketika malam hari. Dia merasa senang bisa menemukan tempat tinggal yang cocok di mana tidak ada orang yang berani mengganggunya, bahkan polisi sekalipun.