Tak sedikit masyarakat kita, khususnya mereka yang berusia di atas 50 tahun sudah sensitif terhadap garam dan gula. Artinya mereka kadang berfikir bahwa gula dan garam berlebih dapat membuat seseorang lebih mudah sakit.
Memang benar dalam jangka panjang konsumsi gula dan garam berlebih dapat membuat dapat membahayakan seseorang. Tidak tidak benar juga lantas setiap makanan yang dikonsumsi harus steril dari gula dan garam.
Menurut para pakar atau ahli gizi diketahui bahwa berbagai penyakit kronis seperti diabetes dan kolesterol bukanlah dari bahan makanan. Lebih tepatnya semua itu dikarenakan pola makan berlebih atau tidak sehat.
Informasi yang kurang tepat dan begitu mudah menyebar di masyarakat membuat apa yang mereka salah. Terkadang ada yang ekstrim menghindari satu jenis makanan tapi disisi lain menjalai pola makan yang kurang baik.
Peru diketahui bahwa gula dan garam itu memiliki dua sisi. Bisa baik untuk tubuh, bisa pula tidak baik untuk tubuh. Hal ini karena tubuh tetap membutuhkan gula dan garam dalam kadar yang ketercukupan. Bila berlebihan maka sifat baiknya ini akan berubah 180 derajat menjadi sifat jahat.
Penting bagi tiap individu, khususnya mereka yang usiany diatas 50 tahun untuk lebih memperhatikan atau lebih tepatnya mengontrol kadar gula dan garam dalam tubuh. Jangan sampai efek negatifnya mampu menjelma menjadi penyakit kronis.
Agar prosesnya menjadi lebih mudah maka hal pertama yang harus dilakukan adalah merubah pola pikir masyarakat. Pentingnya sebuah edukasi atau pemahaman bagi mereka yang telah rawan terhadap potensi penyakit akibat kurang baik dalam pola hidup untuk segera digalakkan.
Berdasar data Survey Sosial Ekonomi Nasional 2011 diketahui bahwa rata-rata masyarakat Indonesia mengkonsumsi gula hingga 1,416 kilogram per kapita per minggu. Sedang tingkat konsumsi masyarakat berada pada angka 311 gram per kapita dalam tiap minggunya.
Hal tersebut tentu sangat bertentangan dengan standar yang diijinkan kesehatan yakni untuk gula sebesar 25 hingga 50 gram per hari. Sedang untuk konsumi garam dalam satu hari hanya di ijinkan 5 gram garam atau setara 2.000 mg natrium.
Harus mulai ditekankan bahwa tiap individu adalah control paling efektif untuk kesehatan pribadi. Jangan lagi mempercayakan pada orang lain segala sesuatu yang berkaitan dengan kesehatan.
Cara yang paling mudah adalah dengan melihat label yang ada pada makanan. Biasanya setiap makanan produksi pabrik mencantumkan kadar gula dan garam yang ada di dalamnya.
Memang benar dalam jangka panjang konsumsi gula dan garam berlebih dapat membuat dapat membahayakan seseorang. Tidak tidak benar juga lantas setiap makanan yang dikonsumsi harus steril dari gula dan garam.
Menurut para pakar atau ahli gizi diketahui bahwa berbagai penyakit kronis seperti diabetes dan kolesterol bukanlah dari bahan makanan. Lebih tepatnya semua itu dikarenakan pola makan berlebih atau tidak sehat.
Informasi yang kurang tepat dan begitu mudah menyebar di masyarakat membuat apa yang mereka salah. Terkadang ada yang ekstrim menghindari satu jenis makanan tapi disisi lain menjalai pola makan yang kurang baik.
Peru diketahui bahwa gula dan garam itu memiliki dua sisi. Bisa baik untuk tubuh, bisa pula tidak baik untuk tubuh. Hal ini karena tubuh tetap membutuhkan gula dan garam dalam kadar yang ketercukupan. Bila berlebihan maka sifat baiknya ini akan berubah 180 derajat menjadi sifat jahat.
Penting bagi tiap individu, khususnya mereka yang usiany diatas 50 tahun untuk lebih memperhatikan atau lebih tepatnya mengontrol kadar gula dan garam dalam tubuh. Jangan sampai efek negatifnya mampu menjelma menjadi penyakit kronis.
Agar prosesnya menjadi lebih mudah maka hal pertama yang harus dilakukan adalah merubah pola pikir masyarakat. Pentingnya sebuah edukasi atau pemahaman bagi mereka yang telah rawan terhadap potensi penyakit akibat kurang baik dalam pola hidup untuk segera digalakkan.
Berdasar data Survey Sosial Ekonomi Nasional 2011 diketahui bahwa rata-rata masyarakat Indonesia mengkonsumsi gula hingga 1,416 kilogram per kapita per minggu. Sedang tingkat konsumsi masyarakat berada pada angka 311 gram per kapita dalam tiap minggunya.
Hal tersebut tentu sangat bertentangan dengan standar yang diijinkan kesehatan yakni untuk gula sebesar 25 hingga 50 gram per hari. Sedang untuk konsumi garam dalam satu hari hanya di ijinkan 5 gram garam atau setara 2.000 mg natrium.
Harus mulai ditekankan bahwa tiap individu adalah control paling efektif untuk kesehatan pribadi. Jangan lagi mempercayakan pada orang lain segala sesuatu yang berkaitan dengan kesehatan.
Cara yang paling mudah adalah dengan melihat label yang ada pada makanan. Biasanya setiap makanan produksi pabrik mencantumkan kadar gula dan garam yang ada di dalamnya.