Kemarin warga Lampung digegerkan dengan kabar penampakan manusia kerdil
atau manusia liliput di hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di
Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Bahkan beberapa media setempat
juga ramai memberitakan penampakan manusia liliput yang diyakini
penunggu hutan itu.
Menurut pemberitaan itu, tak hanya sekali petugas polisi hutan (polhut)
yang bertugas di TNWK yang mengaku bertemu dengan sekelompok manusia
liliput atau manusia kerdil itu. Dua kali petugas hutan itu melihat
penampakan manusia liliput dalam rentang waktu yang berdekatan.
"Bukan cuma satu orang petugas saja. Tapi semua tim yang waktu itu
bertugas melihat mereka. Mereka melihatnya dalam keadaan sadar. Kejadian
pertama itu pada hari Minggu (17/3). Tapi manusia yang dipergoki itu
tidak bertubuh kerdil semua," ujar Humas Balai TNWK Sukatmoko'
Berikut ini 4 daerah di Indonesia yang pernah dilaporkan ada liliput:
1. Liliput Ebu Gogo Flores, NTT:
Bagi warga Pulau Flores, kisah tentang Ebu Gogo, sosok mirip manusia
aneh yang memiliki tinggi kurang dari 1 meter tentu tidak asing lagi.
Ebu Gogo, dapat kenali dengan cara berjalan yang kikuk. Daun telinga
mereka menjulur, dan komunikasi antara mereka terbilang aneh karena
mereka berkomunikasi seperti orang yang berbisik.Dalam sebuah artikel di
New Scientist (Vol. 186, No 2504) diceritakan, pada abad ke-18, warga
desa menipu Ebu Gogo.
Warga
melepas manusia liliput itu, dan meminta mereka mengambil hadiah
serabut kelapa di dalam gua. Ketika Ebu Gogo mengambil serat tersebut,
warga desa melemparkan api ke dalam gua, dan membakarnya
hidup-hidup.Richard Roberts seorang profesor Universitas Wollongong
Sydney, Australia salah satu tim menyelidiki Hobbit pernah mengatakan
dalam sebuah penelitian tentang Ebu Gogo, yang mungkin pernah punah
akibat letusan Gunung berapi sekitar 12.000 tahun yang lalu. Tetapi
mereka juga bisa saja betahan di bagian lain di pulau Flores.Penduduk
desa mengatakan bahwa Ebu Gogo terakhir terlihat sebelum desanya pindah
lokasi, jauh dari gunung berapi, tidak lama sebelum penjajah Belanda
menetap di Flores bagian tengah, di abad ke-19.
Seperti
dikutip dari telegraph.co.uk, Bert menemukan gumpalan kotoran dengan
rambut hitam di dalamnya. Namun belum tahu apakah mereka manusia atau
sesuatu yang lain.Jatmiko, peneliti utama di Pusat Arkeologi Nasional
(Arkenas), bersama sekitar 40 warga mengais-ngais Liang Gua Bua. Di
antara mereka ada Matthew Tocheri, staf Smithsonian Institute National
Museum of Natural History, Amerika Serikat. Sejauh ini temuan yang
paling fenomenal “dari sisi kontroversi dan gaungnya adalah Hobbit
Flores yang ditemukan pada 2004.Pada tahun itu Arkenas bekerja sama
dengan University of New England dan Wollongong University, keduanya
dari Australia. Smithsonian Institute baru masuk sebagai bagian dari
kerja sama tersebut pada 2008. Menurut Jatmiko, kerangka pertama homo
floresiensis relatif komplet. Tengkoraknya nyaris utuh. Tulang bahu,
lengan, panggul, kaki, hingga jemarinya juga ada
2. Liliput di Lampung:
Seperti
diberitakan baru-baru ini. Warga Lampung digegerkan dengan kabar
penampakan manusia kerdil atau manusia liliput di hutan Taman Nasional
Way Kambas (TNWK) di Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Kabarnya
petugas polisi hutan (polhut) yang bertugas di TNWK yang mengaku bertemu
dua kali dengan sekelompok manusia liliput atau manusia kerdil
itu.?"Betul memang petugas polhut kita yang saat itu bertugas melihat
ada 'manusia lain' seperti itu. Bukan cuma satu orang petugas saja. Tapi
semua tim yang waktu itu bertugas melihat mereka.
Mereka
melihatnya dalam keadaan sadar. Kejadian pertama itu pada hari Minggu
(17/3). Tapi manusia yang dipergoki itu tidak bertubuh kerdil semua,"
ujar Humas Balai TNWK Sukatmoko seperti dikutip dari Antara, Rabu
(10/4).Penampakan manusia aneh yang kedua kembali terjadi saat rombongan
petugas polhut TNWK berpatroli di lokasi yang hampir sama pada
pertemuan pertama, pada Rabu (20/3) lalu. "Teman-teman yang patroli
kembali melihat. Tapi waktunya sangat singkat. Rombongan manusia aneh
yang dipergoki itu bergegas lari menyelinap ke dalam hutan," ujar dia
lagi
3. Liliput di Gunung Kerinci, Provinsi Jambi:
Legenda
orang pendek sudah lama terdengar di muncul di pedalaman hutan
Sumatera. Legenda ini mulai terdengar sejak awal abad 20. Pada tanggal
21 Agustus 1915, Edward Jacobson menemukan sekumpulan jejak misterius di
tepi danau Bento, di tenggara gunung Kerinci, Propinsi Jambi.
Pemandunya yang bernama Mat Getoep mengatakan bahwa jejak sepanjang 5
inci tersebut adalah milik Orang Pendek.
Pada Desember 1917, seorang manajer perkebunan bernama Oostingh berjumpa
dengan Orang Pendek di sebuah hutan dekat Bukit Kaba. Ketika makhluk
itu melihatnya, ia bangkit berdiri lalu dengan tenang berjalan beberapa
meter dan kemudian naik ke pohon dan menghilang.
Nama-nama
lain yang sering diasosiasikan dengan Orang Pendek antara lain : Atu
Pendek, Ijaoe, Sedabo, Sedapa, Sindai, Uhang Pandak, Orang Letjo dan
Orang Gugu. Makhluk ini memiliki tinggi hanya sekitar 70 cm, diselubungi
oleh bulu gelap. Namun wajahnya relatif tidak diselimuti bulu.
Kadang-kadang para saksi mendengar suara-suara aneh yang keluar dari
mulutnya.
4. Liliput Suku Oni
Di
kota Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan juga muncul legenda
orang pendek atau liliput ini. Ciri-ciri mereka, memiliki tinggi badan
rata-rata 70 cm, kulit mirip manusia, wajah keriput seperti orang tua,
berbusana primitif dari kulit tenunan kayu.
Berbeda dengan Homo florensiensis, Suku Oni justru masih eksis di zaman
modern. Mereka bukan tergolong manusia purba. Fisiknya menyerupai
manusia normal, hanya saja berukuran tubuh seperti anak kecil. Hanya
sepinggang manusia normal, bahkan lebih kecil.
Suku primitif ini tinggal bersembunyi di gua-gua di pegunungan Bone,
Sulawesi Selatan. Konon, hidup mereka hanya bergantung pada buah-buahan
yang ada di hutan sekitar pemukiman mereka. Lokasinya terpencil, seperti
di Dusun Dekko Mappesangka Ponre, kurang lebih lima kilometer dari
pemukiman warga.